Penyusutan pada coran merupakan aspek penting yang berdampak signifikan terhadap kualitas dan integritas produk akhir. Memahami berbagai jenis penyusutan yang terkait dengan berbagai bahan, seperti baja tuangDanbesi cor, serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap cacat seperti rongga penyusutan dan retakan panas, sangat penting untuk praktik pengecoran yang efektif.
Penyusutan pada Baja Cor dan Besi Cor
Saat membahas penyusutan, penting untuk membedakan dua bahan utama yang digunakan dalam pengecoran:baja tuangDanbesi cor. Kedua bahan tersebut menunjukkan penyusutan, namun mekanisme dan lajunya dapat berbeda.
Baja tuang biasanya mengalami penyusutan total kira-kira1,5% hingga 2%dari keadaan cair ke bentuk padatnya. Penyusutan ini terutama disebabkan oleh kontraksi termal material saat mendingin. Sebaliknya, besi cor mempunyai tingkat penyusutan yang lebih tinggi, umumnya sekitar2% hingga 3%. Penyusutan tambahan pada besi tuang dapat disebabkan oleh komposisinya, yang mencakup kandungan karbon lebih tinggi yang mempengaruhi perilaku pemadatannya.
Penyusutan Coran yang Sebenarnya
Penyusutan sebenarnya mengacu pada perubahan dimensi total yang dialami oleh suatu pengecoran dari keadaan cair ke keadaan padat akhir. Hal ini dapat mencakup penyusutan volumetrik selama pendinginan dan efek pemadatan. Desain dan perhitungan geometri pengecoran yang tepat sangat penting untuk mengakomodasi penyusutan ini, karena kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menyebabkan ketidakakuratan dimensi dan membahayakan sifat mekanik.
Penyusutan Rongga dan Porositas
Rongga penyusutan, juga dikenal sebagai rongga penyusutan, terjadi ketika logam cair gagal mengisi cetakan karena tidak cukupnya pengumpanan selama pemadatan. Fenomena ini dapat menyebabkan titik-titik lemah pada pengecoran sehingga rentan terhadap kegagalan akibat beban. Di sisi lain, porositas—sering terlihat pada coran—terutama disebabkan oleh terperangkapnya gas atau teknik penuangan yang tidak tepat, yang selanjutnya dapat mengurangi integritas struktur.


Retak Panas dan Tekanan Pengecoran
Retakan panas merupakan masalah penting lainnya dalam pengecoran. Hal ini terjadi ketika pengecoran masih pada suhu tinggi namun sudah mulai memadat. Tegangan yang ditimbulkan selama pendinginan dapat melebihi kekuatan tarik material, sehingga mengakibatkan patah. Mengontrol laju pendinginan dan memahami sifat termal material dapat membantu mengurangi risiko retak panas.
Retak dan Deformasi Dingin
Retakan dingin terjadi setelah pengecoran mendingin hingga mencapai suhu kamar dan sering kali disebabkan oleh tegangan sisa. Tekanan-tekanan ini dapat timbul dari pendinginan yang tidak merata, yang menyebabkan terjadinya kontraksi yang berbeda-beda di seluruh pengecoran. Tekanan tersebut juga dapat mengakibatkan deformasi, yang berdampak pada bentuk akhir dan kegunaan coran.
Untuk mengurangi kemungkinan retak dingin dan deformasi, penting untuk menerapkan teknik pendinginan yang tepat dan proses pelepas tegangan selama dan setelah proses pengecoran.
Waktu posting: 25 Okt-2024